Cogito ergo sum

Engraving of Descartes
Artikel ini adalah bagian dari seri tentang
René Descartes
Kartesianisme · Rasionalisme
Foundationalism
Doubt and certainty
Dream argument
Cogito ergo sum
Trademark argument
Causal adequacy principle
Mind–body dichotomy
Geometri analitis
Sistem koordinat
Cartesian circle · Folium
Rule of signs · Cartesian diver
Balloonist theory
Wax argument
Res cogitans · Res extensa
Karya-karya
The World
Discourse on the Method
La Géométrie
Meditations on First Philosophy
Principles of Philosophy
Passions of the Soul
Tokoh
Christina, Queen of Sweden
Baruch Spinoza
Gottfried Wilhelm Leibniz
Francine Descartes
  • l
  • b
  • s

Cogito ergo sum adalah sebuah ungkapan yang diutarakan oleh Descartes, sang filsuf ternama dari Prancis. Artinya adalah: "aku berpikir maka aku ada". Maksudnya kalimat ini membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri.

Jika dijelaskan, kalimat "cogito ergo sum" berarti sebagai berikut. Descartes ingin mencari kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua hal. Ia meragukan keberadaan benda-benda di sekelilingnya. Ia bahkan meragukan keberadaan dirinya sendiri.

Descartes berpikir bahwa dengan cara meragukan semua hal termasuk dirinya sendiri tersebut, dia telah membersihkan dirinya dari segala prasangka yang mungkin menuntunnya ke jalan yang salah. Ia takut bahwa mungkin saja berpikir sebenarnya tidak membawanya menuju kebenaran. Mungkin saja bahwa pikiran manusia pada hakikatnya tidak membawa manusia kepada kebenaran, tetapi sebaliknya membawanya kepada kesalahan. Artinya, ada semacam kekuatan tertentu yang lebih besar dari dirinya yang mengontrol pikirannya dan selalu mengarahkan pikirannya ke jalan yang salah.

Sampai di sini, Descartes tiba-tiba sadar bahwa bagaimanapun pikiran mengarahkan dirinya kepada kesalahan, tetapi ia tetaplah berpikir. Inilah satu-satunya yang jelas. Inilah satu-satunya yang tidak mungkin salah. Maksudnya, tak mungkin kekuatan tadi membuat kalimat "ketika berpikir, sayalah yang berpikir" salah. Dengan demikian, Descartes sampai pada kesimpulan bahwa ketika ia berpikir, maka ia ada. Atau dalam bahasa Latin: COGITO ERGO SUM, aku berpikir maka aku ada.

Lihat pula

  • Peribahasa Latin
  • Filsafat
  • Daftar Filsuf
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
  • Microsoft Academic