Gelombang pecah
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/55/Large_breaking_wave.jpg/300px-Large_breaking_wave.jpg)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0a/Surfers_at_Mavericks.jpg/300px-Surfers_at_Mavericks.jpg)
Gelombang pecah atau empasan dalam dinamika fluida adalah gelombang yang amplitudonya mencapai level kritis sehingga terjadi beberapa proses tertentu yang mengakibatkan sebagian energi gelombang berubah menjadi energi kinetik turbulen.[1][2] Pada kondisi ini, model fisik sederhana yang mendeskripsikan dinamika gelombang seringkali menjadi tidak valid, terutama pada model yang mengasumsikan kondisi gelombang linear. Bentuk gelombang pecah yang umum ditemukan adalah ombak yang pecah di sepanjang garis pantai. Gelombang pecah biasanya terjadi ketika kecuraman gelombang mencapai batas maksimumnya sehingga gelombang menjadi pecah dan mendisipasi energinya.[3]
Jenis
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/14/Breaking_wave_types.svg/220px-Breaking_wave_types.svg.png)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fb/Breaking_waves.gif/220px-Breaking_waves.gif)
Gelombang pecah pada ombak dapat terjadi di mana saja, bahkan di tengah laut, asalkan amplitudonya mencukupi. Meskipun demikian, ombak yang pecah lebih sering ditemui di pantai karena tinggi gelombang semakin dipengaruhi oleh berkurangnya kedalaman perairan. Peristiwa ini disebut pendangkalan gelombang, atau shoaling.
Terdapat empat bentuk dasar gelombang pecah, antara lain spilling, plunging, collapsing, dan surging.[4]
Empasan spilling
Apabila dasar perairan memiliki kemiringan yang konstan dan landai, maka gelombang yang merambat menuju pantai akan semakin curam hingga tidak lagi stabil.[5][6]:112 Air yang mengandung buih-buih putih, atau disebut whitewater, kemudian bergerak ke bawah muka gelombang. Proses ini akan terus berlanjut hingga gelombang mencapai garis pantai dan energi dari gelombang secara perlahan akan terdisipasi dalam bentuk buih-buih putih. Empasan dengan jenis ini menghasilkan gelombang yang relatif lemah dan dapat bertahan lama.[7]
Empasan plunging
Gelombang plunging dapat terbentuk apabila kemiringan dasar perairan cukup curam atau memiliki perubahan kedalaman yang besar pada titik tertentu. Karakter dasar perairan seperti ini dapat terjadi pada perairan dengan batu karang atau gosong pasir. Pada kondisi ini, puncak gelombang akan menjadi lebih curam daripada puncak gelombang spilling. Gelombang kemudian menjadi vertikal, menggulung ke depan, hingga jatuh kembali ke permukaan laut. Tumbukan kuat antara puncak gelombang yang jatuh dan permukaan laut menyebabkan gelombang melepaskan sebagian besar energinya. Empasan jenis ini melepaskan energi yang lebih besar daripada empasan jenis spilling. Udara yang terjebak di bawah ombak dapat menimbulkan suara "tumbukan" yang seingkali dikaitkan dengan suara gelombang. Angin dari arah lepas pantai dapat menyebabkan empasan jenis ini lebih sering terjadi.
Empasan collapsing
Empasan collapsing adalah gabungan antara gelombang plunging dan surging. Puncak gelombang tidak sepenuhnya pecah, tetapi bagian bawah muka gelombang menjadi lebih curam, runtuh, dan menghasilkan buih.
Empasan surging
Empasan surging berasal dari gelombang dengan periode yang besar, landai, dan/atau disertai dengan profil pantai yang landai.
Referensi
- ^ Tadayon, Behrooz; Dehghani, Hamid; Ershadi, Cyrus (2021-05-15). "Proposing new breaking wave height prediction formulae using gene expression programming". Ocean Engineering (dalam bahasa Inggris). 228: 108952. doi:10.1016/j.oceaneng.2021.108952. ISSN 0029-8018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-03. Diakses tanggal 2021-05-31.
- ^ Benilov, A.Yu; Ly, L.N. (2002-01-01). "Modelling of surface waves breaking effects in the ocean upper layer". Mathematical and Computer Modelling (dalam bahasa Inggris). 35 (1-2): 192. doi:10.1016/S0895-7177(01)00159-5. ISSN 0895-7177. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-03. Diakses tanggal 2021-05-31.
- ^ Shore Protection Manual. 1 (edisi ke-4). Washington D.C.: Coastal Engineering Research Center Department of The Army. 1984. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Sarpkaya, Turgut; Isaacson, Michael (1981). Mechanics of wave forces on offshore structures. Van Nostrand Reinhold. hlm. 277. ISBN 978-0-442-25402-5.
- ^ Bell, Fred G. (2004-02-03). Engineering Geology and Construction (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 605. ISBN 978-1-4822-6466-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2021-05-31. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Dean, Robert G,; Dalrymple, Robert A. (1984). Water Wave Mechanics for Engineers and Scientists. Singapore: World Scientific Publishing. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Webb, Paul. Introduction to Oceanography (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-19. Diakses tanggal 2021-05-31.
Pranala luar
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Commons-logo.svg/30px-Commons-logo.svg.png)
- Oceans and margins, Earth Science Australia Diarsipkan 2023-06-06 di Wayback Machine.
- Super Slow Motion Laboratory Wave Breaking: Side View. di YouTube
- Super Slow Motion Laboratory Wave Breaking: Underwater View of Turbulence. di YouTube
- l
- b
- s
- Teori gelombang Airy
- Skala Ballantine
- Ketidakstabilan Benjamin–Feir
- Aproksimasi Boussinesq
- Gelombang pecah
- Clapotis
- Gelombang knodial
- Gelombang laut persegi
- Dispersi
- Gelombang ekuatorial
- Gelombang gravitasi
- Hukum Green
- Gelombang infragravitasi
- Gelombang internal
- Bilangan Iribarren
- Gelombang Kelvin
- Gelombang kinematik
- Arus sejajar pantai
- Prinsip variasi Luke
- Tegangan radiasi
- Gelombang raksasa
- Gelombang Rossby
- Keadaan laut
- Seiche
- Tinggi gelombang signifikan
- Soliton
- Lapisan batas Stokes
- Pergeseran Stokes
- Gelombang Stokes
- Gelombang alun
- Gelombang trochoidal
- Tsunami
- Bilangan Ursell
- Dasar gelombang
- Tinggi gelombang
- Ketidaklinearan gelombang
- Energi ombak
- Radar gelombang
- Pendangkalan gelombang
- Turbulensi gelombang
- Interaksi gelombang dan arus
- Gelombang di perairan dangkal
- Persamaan Saint-Venant dimensi satu
- Persamaan perairan dangkal
- ombak
- Model
![Upwelling](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ee/Upwelling.svg/120px-Upwelling.svg.png)
![Antarctic bottom water](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e7/Antarctic_bottom_water.svg/120px-Antarctic_bottom_water.svg.png)
- Sirkulasi atmosfer
- Baroklinitas
- Arus batas
- Gaya Coriolis
- Gaya Coriolis–Stokes
- Gaya vorteks Craik–Leibovich
- Downwelling
- Eddy
- Batas Ekman
- Spiral Ekman
- Transpor Ekman
- El Niño–Osilasi Selatan
- Arus geostropik
- Global Ocean Data Analysis Project
- Arus Teluk
- Sirkulasi halotermal
- Arus Humboldt
- Sirkulasi hidrotermal
- Sirkulasi Langmuir
- Arus Loop
- Arus laut
- Dinamika laut
- Pusaran samudra
- Pemodelan Princeton
- Arus pecah
- Arus subpermukaan
- Keseimbangan Sverdrup
- Sirkulasi termohalin
- berhenti
- Upwelling
- Arus akibat angin
- Pusaran air
- World Ocean Circulation Experiment
- Titik amphidromic
- Pasang Bumi
- Head of tide
- Internal tide
- Lunitidal interval
- Perigean spring tide
- Arus pecah
- Rule of twelfths
- Slack water
- Tidal bore
- Gaya pasang surut
- Energi pasang surut
- Tidal race
- Tunggang pasang surut
- Tidal resonance
- Tide gauge
- Tideline
- Teori pasang laut
- Abyssal fan
- Dataran abisal
- Atol
- Bathymetric chart
- Geografi pesisir
- Cold seep
- Continental margin
- Continental rise
- Landas benua
- Lubuk
- Contourite
- Guyot
- Hidrografi
- Cekungan samudra
- Oceanic plateau
- Palung samudra
- Passive margin
- Dasar laut
- Gunung bawah laut
- Lembah bawah laut
- Gunung api bawah laut
lempeng
- Batas divergen
- Batas konvergen
- Fracture zone
- Ventilasi hidrotermal
- Geologi kelautan
- Mid-ocean ridge
- Mohorovičić discontinuity
- Hipotesis Vine–Matthews–Morley
- Kerak samudra
- Outer trench swell
- Ridge push
- Pemekaran lantai samudra
- Slab pull
- Slab suction
- Slab window
- Subduksi
- Pergeseran sesar
- Busur vulkanik
- Air laut dalam
- Laut dalam
- Litoral
- Mesopelagik
- Oceanic
- Pelagik
- Fotik
- Selancar
- Basah
- Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis
- Global Sea Level Observing System
- North West Shelf Operational Oceanographic System
- Sea-level curve
- Kenaikan permukaan laut
- Sistem Geodesi Dunia
- Deep scattering layer
- Hidroakustik
- Tomografi akustik kelautan
- Bom sofar
- Saluran SOFAR
- Akustik bawah air
- Argo
- Benthic lander
- Warna air
- DSV Alvin
- Energi laut
- Pencemaran laut
- Mooring
- National Oceanographic Data Center
- Samudra
- Penjelajahan samudra
- Ocean observations
- Ocean reanalysis
- Ocean surface topography
- Ocean thermal energy conversion
- Oseanografi
- Outline of oceanography
- Pelagic sediment
- Sea surface microlayer
- Sea surface temperature
- Air laut
- Science On a Sphere
- Termoklin
- Underwater glider
- Kolom air
- World Ocean Atlas
Kategori
Commons